CoLearn Berupaya Anak-Anak Sekolah Peroleh Kualitas Terbaik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketika pandemi Covid-19 sedang pada puncaknya, hadir start-up edtech CoLearn pada Agustus 2020. CoLearn dengan cepat menjangkau 3,5 juta murid, di mana para murid menanyakan lebih dari 5 juta pertanyaan per bulannya.
Baca juga: Nagita Slavina Diduga Hamil Anak Kembar Usai Pamer Hasil USG
Seluruh pertanyaan mereka terjawab oleh Tanya, yang merupakan teknologi artificial intelligence (AI) buatan CoLearn. Dalam sebuah survei, 80% murid melihat peningkatan nilai setelah menggunakan CoLearn.
Tidak hanya membantu para siswa di Indonesia mengerjakan PR dengan cepat, CoLearn memastikan para murid mendapatkan bantuan kualitas terbaik. Video solusi yang tersedia dibuat oleh tutor-tutor terbaik di Indonesia dan berisikan langkah-langkah mendetail serta pembahasan mendalam. Hal ini efektif membantu murid menghilangkan kecemasan dan rasa takut mereka terhadap mata pelajaran sulit seperti matematika.
Para murid juga didorong untuk kemudian memperdalam pemahaman mereka dengan menghadiri kelas live online yang dibawakan secara interaktif oleh Guru Juara. Kelas Live dirancang sebagai lingkungan belajar yang positif bagi para murid. Di dalam setiap kelas, Guru Juara bertindak sebagai panutan yang mendorong dan menyemangati murid, sementara teman-teman sekelas lainnya pun tekun untuk belajar.
Lingkungan belajar seperti itu menumbuhkan kepercayaan diri murid dalam menghadapi mata pelajaran yang sulit. Di kelas, murid diajak memahami konsep-konsep yang kompleks melalui cara yang menarik dan mudah dipahami.
"Meskipun memiliki ekosistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan 50 juta murid, tiga juta guru, dan sekitar setengah juta sekolah, selama beberapa dekade kualitas pendidikan di Indonesia tetap jauh di bawah potensi yang sebenarnya. Semangat untuk memotivasi murid dan memastikan mereka bisa sukses di dunia yang kian mengglobal adalah hal yang menggerakkan kami semua di CoLearn," ungkap Co-Founder dan CEO, CoLearn, Abhay Saboo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/4).
Indonesia pada masa sebelumnya cukup tertinggal dalam bidang investasi dan inovasi pendidikan. Namun, saat ini berada di titik di mana segalanya akan berubah. Dengan peningkatan akses internet dan smartphone, ditambah lagi penutupan sekolah-sekolah karena pandemi, solusi berbasis teknologi pendidikan dengan cepat diterima masyarakat.
"Orang Indonesia banyak yang belum sadar bahwa pendidikan adalah sarana untuk memperbaiki kekuatan ekonomi negara. Orang tua belum menyambungkan kedua titik itu. Tapi sekarang, perlahan-lahan sudah ada perubahan. Misi kami adalah mempercepat perubahan itu dengan meningkatkan kualitas pendidikan," terang Abhay.
CoLearn, yang berbasis di Jakarta, mendapatkan pendanaan seri A sebesar USD10 juta atau Rp143 miliar dari Alpha Wave Incubation (AWI) dan investor edtech asal Amerika Serikat, GSV Ventures. Investor yang sebelumnya telah memberikan pendanaan seperti Surge Sequoia Capital India dan AC Ventures juga kembali berpartisipasi dalam seri ini.
Baca juga: Nagita Slavina Diduga Hamil Anak Kembar Usai Pamer Hasil USG
Seluruh pertanyaan mereka terjawab oleh Tanya, yang merupakan teknologi artificial intelligence (AI) buatan CoLearn. Dalam sebuah survei, 80% murid melihat peningkatan nilai setelah menggunakan CoLearn.
Tidak hanya membantu para siswa di Indonesia mengerjakan PR dengan cepat, CoLearn memastikan para murid mendapatkan bantuan kualitas terbaik. Video solusi yang tersedia dibuat oleh tutor-tutor terbaik di Indonesia dan berisikan langkah-langkah mendetail serta pembahasan mendalam. Hal ini efektif membantu murid menghilangkan kecemasan dan rasa takut mereka terhadap mata pelajaran sulit seperti matematika.
Para murid juga didorong untuk kemudian memperdalam pemahaman mereka dengan menghadiri kelas live online yang dibawakan secara interaktif oleh Guru Juara. Kelas Live dirancang sebagai lingkungan belajar yang positif bagi para murid. Di dalam setiap kelas, Guru Juara bertindak sebagai panutan yang mendorong dan menyemangati murid, sementara teman-teman sekelas lainnya pun tekun untuk belajar.
Lingkungan belajar seperti itu menumbuhkan kepercayaan diri murid dalam menghadapi mata pelajaran yang sulit. Di kelas, murid diajak memahami konsep-konsep yang kompleks melalui cara yang menarik dan mudah dipahami.
"Meskipun memiliki ekosistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan 50 juta murid, tiga juta guru, dan sekitar setengah juta sekolah, selama beberapa dekade kualitas pendidikan di Indonesia tetap jauh di bawah potensi yang sebenarnya. Semangat untuk memotivasi murid dan memastikan mereka bisa sukses di dunia yang kian mengglobal adalah hal yang menggerakkan kami semua di CoLearn," ungkap Co-Founder dan CEO, CoLearn, Abhay Saboo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/4).
Indonesia pada masa sebelumnya cukup tertinggal dalam bidang investasi dan inovasi pendidikan. Namun, saat ini berada di titik di mana segalanya akan berubah. Dengan peningkatan akses internet dan smartphone, ditambah lagi penutupan sekolah-sekolah karena pandemi, solusi berbasis teknologi pendidikan dengan cepat diterima masyarakat.
"Orang Indonesia banyak yang belum sadar bahwa pendidikan adalah sarana untuk memperbaiki kekuatan ekonomi negara. Orang tua belum menyambungkan kedua titik itu. Tapi sekarang, perlahan-lahan sudah ada perubahan. Misi kami adalah mempercepat perubahan itu dengan meningkatkan kualitas pendidikan," terang Abhay.
CoLearn, yang berbasis di Jakarta, mendapatkan pendanaan seri A sebesar USD10 juta atau Rp143 miliar dari Alpha Wave Incubation (AWI) dan investor edtech asal Amerika Serikat, GSV Ventures. Investor yang sebelumnya telah memberikan pendanaan seperti Surge Sequoia Capital India dan AC Ventures juga kembali berpartisipasi dalam seri ini.